Wednesday, October 27, 2010

Ini Kronologi Letusan Gunung Merapi

Merapi memasuki fase erupsi sejak Selasa sore, dan meletus 17.02 Waktu Indonesia Barat.

Gunung Merapi akhirnya meletus Selasa 26 Oktober 2010 pukul 17.02 Waktu Indonesia Barat.

Belasan orang menjadi korban, termasuk rekan kami, redaktur VIVAnews, Yuniawan Nugroho yang kembali naik ke atas gunung demi membujuk juru kunci Merapi, Mbah Maridjan turun. Editor senior ini memang sudah lama mengenal Mbah Maridjan. Jelang letusan Merapi tahun 2006, Wawan juga bersama Mbah Maridjan di rumahnya.

Seperti diinformasikan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Merapi memasuki fase erupsi sejak Selasa sore.

Berikut kronologis letusan Gunung Merapi yang terjadi Selasa sore hingga menjelang malam.

1. Pukul 17.02 mulai terjadi awanpanas selama 9 menit
2. Pukul 17.18 terjadi awanpanas selama 4 menit
3. Pukul 17.23 terjadi awanpanas selama 5 menit
4. Pukul 17.30 terjadi awanpanas selama 2 menit
5. Pukul 17.37 terjadi awanpanas selama 2 menit
6. Pukul 17.42 terjadi awanpanas besar selama 33 menit
7. Pukul 18.00 sampai dengan 18.45 terdengar suara gemuruh dari Pos Pengamatan Merapi di Jrakah dan Selo
8. Pukul 18.10, pukul 18.15, pukul 18.25 terdengan suara dentuman
9. Pukul 18.16 terjadi awanpanas selama 5 menit
10. Pukul 18.21 terjadi awanpanas besar selama 33 menit
11. Dari pos Pengamatan Gunung Merapi Selo terlihat nyala api bersama kolom asap membubung ke atas setinggi 1,5 km dari puncak Gunung Merapi
12. Pukul 18.54 aktivitas awan panas mulai mereda
13. Luncuran awanpanas mengarah kesektor Barat-Barat Daya dan sektor Selatan-Tenggara

Status Gunung Merapi ditingkatkan dari Normal manjadi Waspada pada tanggal 20 September 2010. Pada 21 Oktober 2010 status Merapi menjadi Siaga, dan kemudian Awas, terhitung sejak 25 Oktober 2010.


sumber

Mbah Maridjan

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Saat ini pihak Rumah Sakit (RS) Sardjito masih terus memastikan apakah salah satu mayat yang diterimanya pagi ini adalah mayat sang juru kunci Mbah Maridjan.

Menurut Kepala Humas RS Sardjito,Trisno Heru Nugroho, dari fisik dan pakaiaan yang dipakainnya ada kesamaan dengan Mbah Maridjan. "Dari fisiknya ibu jari Mbah Maridjan bengkok," katanya, Rabu (27/10/2010).

Namun hingga saat ini pihak rumah sakit masih belum memastikan apakah itu mayat Mbah Maridjan ataou bukan. "Kita akan melakukan tes DNA dan mencocokan dengan DNA anaknya," ujarnya.

Saat ini, istri dan anak Mbah Maridjan selamat dan ada di Rumah Sakit Sardjito. Kesimpangsiuran terjadi apakah Mbah Maridjan sudah meninggal atau belum sejak tadi malam. "Jadi semuanya harap bersabar dahulu menunggu hasil laboratorium," katanya.

Sementara itu Bupati Sleman, Sripurnomo menyatakan Juru Kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan telah tewas akibat terkena letusan Gunung Merapi pada Selasa petang kemarin.

Jenazah ditemukan pagi tadi sekitar pukul 06.00 WIB oleh Tim Sar di dapur rumahnya dalam posisi sujud. Kini Jenazah Mbah Maridjan masih diautopsi di RS Sardjito Yogyakart

Mbah Maridjan: Tolong Jangan Ambil Foto Saya!

mbah maridjan beserta keluarga

Mbah Maridjan juru kunci Gunung Merapi diduga tewas akibat sengatan "wedus gembel' di kediamannya Desa Kinahardjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Selasa (26/10/2010). Desa tempat tinggal Mbah Maridjan dan kerabatnya itu luluh lantak di sapu abu panas. Belasan orang ditemukan dan satu diantaranya diduga adalah Mbah Maridjan.

Mbah Maridjan dan kerabatnya sebelumnya menolak turun gunung untuk mengungsi. Mereka memilih bertahan di rumahnya. Beberapa menit sebelum semburan dahsyat abu gunung,

Mbah Maridjan saat itu pun tampak seperti biasa menghadapi kondisi bencana tersebut. BegituTribunnews.com memasuki halaman rumah Mbah Marijan, Bintang iklan minuman suplemen itu menyambut Tribunnews.com dengan tawa riang. "Ini pakai bahasa Indonesia apa bahasa Yogya," kata Mbah Marijan mengawali pembicaraan.

Meski panjang lebar dan riang menjawab pertanyaan Tribunnews.com, Mbah Maridjan mewanti-wanti untuk jangan diambil fotonya. Hal ini tampak aneh mengingat Mbah Maridjan akrab dengan kamera karena sering tampil bahkan menjadi bintang iklan sebuah produk minuman stamina.

"Jangan difoto ya," katanya. Mbah Maridjan sore itu memang tampak berbeda. Saat kameramen televisi mengambil gambarnya ia pun terus menerus menutupi wajahnya.

sumbernya dari sini